NovelMe Competitive Intelligence|Ad Analysis by SocialPeta

NovelMe Competitive Intelligence|Ad Analysis by SocialPeta

SocialPeta
SocialPeta

Competitive intelligence is the first step in our marketing intelligence work and one of the most important parts. Only when we understand the details of our competitors can we formulate a correct and effective marketing strategy.

In this report, SocialPeta analyzes the NovelMe's ad analysis from multiple aspects and helps you see the competitive intelligence of top grossing apps NovelMe.

Now, I'll tell you how to gain a competitive advantage by SocialPeta.

1. Basic Information of NovelMe

App Name : NovelMe

Logo

NovelMe-SocialPeta

OS : iOS

Network : Facebook,Audience Network,Messenger

Developer : FUNSOFT MOBINDO INDONESIA, PT

Publisher : Instagram,OLX Classifieds,Fotor - Photo Editor&Collage,Facebook,GulogGratis,Montage Video Musique

Total creative ads during the time period : 4,231

Duration : 770

Popularity : 259,104

Check ASO Keywords of NovelMe

2. NovelMe’s Competitive Intelligence

what is competitive intelligence? Competitive intelligence is the most important part of our marketing. Only when we fully understand the overall situation of our competitors and the market can we make accurate judgments.

Before advertising, we usually use various tools, such as SocialPeta, to check the details of competitors' ads. In this report, we will analyze the recent advertising performance of advertiser NovelMe in detail to understand its advertising strategy.

Trend of Category

There are many types of creatives. We mainly analyze the trend of the ad creative category of NovelMe in the recent period. As of 2021-05-27, among the NovelMe‘s ad creative, the Html category's proportion is 0.0%, Video category's proportion is 0.0%, Playable Ads category's proportion is 0.0%, Image category's proportion is 100.0%, Carousel category's proportion is 0.0%.

Ad Network Analysis

The network that SocialPeta monitors can cover almost all mainstream channels in the world. Understanding the competitor's advertising channels is the first step in marketing work. According to the analysis of SocialPeta, we can see that in the date of 2021-05-27, NovelMe's the proportion of networks impressions are placed like this:

Facebook's proportion is 100.0%,

's proportion is ,

's proportion is ,

's proportion is ,

's proportion is .

In the date of 2021-05-27, NovelMe‘s network with the most ads is Facebook and its proportion is 100.0%.

3. Top 3 Ad Creative Analysis of NovelMe

This is the detailed information of the top three ad creatives with the best performance among all ad creatives of NovelMe. We can see some advertising trends.

Top 1 Ad Creative of NovelMe

Ad Details :

Headline :NovelMe

Text :"🔥📖BEHIND the BOSS📖🔥
Bab 1 Sleep with me.
Pria muda dengan postur tubuh yang tegap, atletis, tampan, pintar, rambut yang disisir rapi ke atas memperlihatkan dahi dengan bentuk yang sempurna, alis tebal, hidung mancung, garis rahang yang tegas, kulit putih dengan kharisma yang benar-benar menawan. VICTOR STONER, meraih puncak kesuksesannya di umur yang ke tiga puluh tahun.

Kesuksesannya tak bisa dipungkiri lagi, selama beberapa tahun terakhir ini, Victor telah membawa perusahaan Diamond Group duduk di peringkat satu sebagai perusahaan dengan perkembangan omset tertinggi versi majalah Times.

Namun, di balik semua kesuksesan, tentu saja ada tim yang hebat di belakangnya. Dan pastinya, akan selalu ada orang yang menjadi tangan kanan kepercayaan.

Ellena Watson, sang sekretaris kepercayaan Victor Stoner. Seorang wanita di balik kesuksesan Victor. Pintar, pantang menyerah, berintegritas, memiliki sejumlah ide yang brilliant, mandiri dan selalu dapat diandalkan. Dia bukan hanya wanita dengan tipe pekerja keras. Namun, juga tipe pekerja cerdas. Sedari kecil, Ellena sudah dididik untuk menjadi Sekretaris Diamond Group. Takdirnya seakan sudah ditentukan oleh almarhuma ibunya. Bila anak gadis lain masih bisa bermain di taman hiburan, memeluk boneka dengan dongeng sebelum tidur, maka Ellena harus belajar cara berjalan yang benar, cara berbicara yang baik, cara makan para kaum kelas atas. Mulai dari kecil sampai kuliah, Ellena sudah diperhadapkan dengan komputer dan gadget untuk keperluan bisnis, cara mengetik dan membaca dengan cepat, cara menganalisa grafik, cara membaca table, cara merekap data, cara menyusun file yang benar, cara berkomunikasi yang baik, dan juga seluruh tata cara menjadi asisten pribadi. Mulai dari TK sampai kuliah, seluruh biaya pendidikan Ellena telah ditanggung oleh Diamond Group. Tidak ada celah untuk keluar dari sana, terlebih ini juga adalah permintaan ibunya yang terakhir.

Elisabeth Watson, Sekretaris dan orang kepercayaan Diamond Group. Seorang single mother yang membesarkan Ellena seorang diri. Ellena hidup tanpa kasih sayang seorang ayah, tapi, ia hidup berkelimpahan dengan tanggung jawab seorang ibu. Meski tegas. Namun, Elisabeth memiliki banyak kasih sayang untuk Ellena. Hidupnya seakan hanya untuk Ellena dan Diamond Group. Elisabeth Watson meninggal saat Ellena masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dia benar-benar seorang wanita yang cerdas. Dan Ellena, tentu saja ia mewarisi kecerdasan ibunya.

***

Malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Victor masuk ke dalam ruangan ekslusif dan mewah dengan tulisan CEO di depan pintunya. Wajahnya nampak sedikit lelah sepulang dari pesta perayaan ulang tahunnya yang ke tiga puluh.

Victor tidak terlalu suka dengan pesta. Sejak ia dilantik menjadi Direktur Utama Diamond Group menggantikan ayahnya ‘Robert Stoner’ ia sangat jarang menghabiskan waktunya seperti pemuda yang lain. Victor akan lebih memilih kerja, kerja, dan bekerja. Tidak heran ia membawa Diamond Group menduduki penghargaan The Fastest Grow Company.

Saat Ellena masih dalam masa pendidikan, Victor bekerja dengan sekretaris yang lain sampai Ellena benar-benar siap bekerja untuk Victor.

Dan di sinilah mereka, setelah bekerja selama tujuh tahun bersama, dengan kolaborasi dan profesionalitas yang sempurna. Sesuatu yang di luar dugaan Ellena pun terjadi.

***

Ellena mengikuti Victor di belakangnya, membawakan jas yang Victor lepaskan saat berjalan di koridor. Keadaan kantor sudah sangat sepi. Tidak ada seorang pun di sana selain petugas keamanan yang bertugas di mejanya.

Tuk tuk tuk.
Langkah kaki Victor terdengar menggema. Ellena mengikuti kecepatannya dengan sangat baik. Tidak terlalu cepat, dan juga tidak ketinggalan. Begitu masuk di ruangan CEO. Victor segera duduk di kursi putarnya. Merenggangkan otot leher dengan ekspresi kelelahan.

Ellena maju perlahan lalu sedikit menunduk di hadapannya. “Apa anda kembali ke kantor untuk bekerja pak Victor? Maaf jika Saya lancang, tapi, sebaiknya Anda kembali untuk beristirahat. Jadwal Anda hari ini sangat padat. Saya akan menelepon pak Wilson untuk—“

Victor mengangkat tangannya, pertanda meminta Ellena berhenti berbicara. Wajahnya datar, sambil mengembuskan napas.
“Huuuuffffttt. Tidak usah Elle,"" ucapnya, ""Aku akan menyetir sendiri.”

“Baik, Pak,” jawab Ellena lugas.

“Hasil rekapan data dan time Line project baru dengan Star Light group apa sudah rampung?

“Sudah, Pak. Saya juga sudah email ke Bapak, tinggal menunggu keputusan Bapak untuk lanjut atau tidak.”

“Hmm .... Bagaimana dengan meeting bersama CEO Clever Group untuk membahas kerja sama kita?”

“Sudah diaturkan besok jam sepuluh pagi, Pak.”

“Permasalahan produksi di cabang tiga?”

“Saya sudah melakukan investigasi, sementara menunggu berita terakhirnya dan kita siap membahasnya. Waktu dan tempat akan saya infokan lagi kepada Bapak setelah mendapat kabar terbaru.”

“Apa masih ada masalah yang lain?”

“Tidak ada, Pak.""

“Makan siang dengan walikota?”

“Sesuai Schedule, Pak, akan dilaksanakan lusa. Dan pengajuannya sudah disetujui.”

“Oya, tolong aturkan juga pertemuan dan jamuan untuk Klien kita dari New York, barusan Saya dapat kabar dari mereka.”

“Noted, Pak. Akan saya masukan ke dalam jadwal bapak.”

“Jangan lupa arrange meeting dengan tim RnD, kenapa sampai sekarang Saya belum menerima ide project untuk produk baru?”

“Noted, Pak! Akan saya aturkan dan persiapkan tim RnD kita.”

“Jangan lebih dari satu minggu, kita harus bergerak lebih cepat!”

“Baik, Pak!”

“....” Victor terdiam sejenak sambil memegang dagunya.

“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”

“Tidur denganku!”

“Heuh?”

“You Sleep with me ... tonight!”

“WHAT? Ehm ..., maaf, Pak.” Ellena kembali menunduk dan memelankan volume suaranya, ia secara refleks terkejut mendengar perintah terakhir dari bossnya. “Apa maksudnya Bapak, saya ... dengan Papak? Ehm ....” Ellena memiringkan kepala bingung.

Victor mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke wajah Ellena.
“Kenapa? Kau tidak menyukaiku?”

“Bu-bukan begitu, Pak, tapi ..., Saya ....”

“Bukan begitu? Berarti kau menyukaiku.”

“Heuh?”

“Jawabannya hanya iya dan tidak!” ucap Victor tegas.

“Oohhh. Biar saya mencarikan wanita untuk Bapak.”

“Tidak! Aku hanya menginginkanmu.”

“Saya?” Ellena menunjuk hidungnya. “Hahaha. Selera humor bapak sangat baik akhir-akhir ini.” Ellena tertawa awkward, sekaligus berharap Victor hanya bercanda.

“Aku tidak bercanda!”

DEG!

Victor menjawab tegas dengan tatapan yang serius. Ia sama sekali tidak terlihat sedang bercanda.

“Tidur denganku malam ini, atau Kamu Saya pecat. Dan kamu tahu sendiri kontrakmu berbeda dengan karyawan yang lain. Kamu harus mengganti seluruh biaya pendidikan, pelatihan, dan semua yang tertulis di dalam kontrak,” ucap Victor seakan bernegosiasi dengan klien bisnis.
Akan selalu ‘tidak ada pilihan yang lain’ jika harus bernegosiasi dengan Victor. Dia benar-benar seorang negosiator yang hebat.

Ellena semakin gugup. Jantungnya berdebar begitu keras. Ia tidak pernah menyangka, pria yang dilayaninya selama ini sebagai atasan, untuk pertama kalinya meminta hal yang di luar tugas dan tanggung jawab Elle. Ellena memang sering mengurusi segala keperluan pribadi Victor Stoner, baju yang akan ia pakai, menemani saat berolah raga, sarapan, makan siang dan malam, bahkan Ellena juga selalu menyiapkan segala keperluannya, termasuk membantu memasangkan dasi dan jas di pagi hari bila sedang diperlukan. Atau pun membantu Victor untuk beristirahat saat harus pulang mabuk, mengantarkan ke dokter pribadi, dan segala keperluan pribadi yang lainnya.

Victor masih menatap Ellena yang kini tengah menggigit bibir bawahnya, dan menarik jari telunjuknya. Wajah Ellena terlihat gugup dan takut. Victor mengangkat alisnya menunggu jawaban Elle.

“So, yes or no? Kamu tahu aku tidak suka menunggu lama.”

Ellena tidak menjawab.

“Elle?”

“ ....” Ellena kembali hanya terdiam.

Victor melepas tatapan seriusnya lalu mengangguk. “Hmmm ... tidak menjawab, ya? Sepertinya Aku paham. Kamu sudah memiliki kekasih. Maaf jika seperti itu.” Victor tersenyum kecewa di ujung kalimatnya.

“Tidak! Ehm ... maksud Saya belum. Saya belum memiliki kekasih.”

Victor kembali duduk bersandar, ekspresi wajahnya berubah merekah. Ia semakin tertarik. Merasa sedikit menang dengan negosiasi ini.

“So, you free?”

“I-iya ... tapi, bukan berarti—“

“Siapkan President Suite di Diamond Hotel, jangan lupa Anggur dan Spa di kamar mandi! Pastikan memakai aroma Lavender! Gunakan Credit Card pribadiku yang ada padamu. Booking Boutique malam ini, pakai dress dan berdandanlah yang cantik. Lakukan sekarang, aku tunggu kamu di sana paling lambat jam sebelas malam. Dan terima kasih atas pekerjaanmu hari ini.”

Ellena membelalakkan matanya terkejut. Victor segera berdiri dengan senyum miring penuh kemenangan. Ellena terdiam dan mematung di posisinya. Victor mendekat ke arahnya secara perlahan. Ellena semakin gemetar, ia bahkan sedikit meremas jas Victor yang disampilkan di lengannya. Victor mendekat dengan tatapan menggoda. Ia maju mendekat ke telinga Ellena. Napasnya berembus hangat, membuat seluruh tubuh Ellena merinding.

“Akan aku pastikan kita berdua benar-benar menikmati malam ini. Anggaplah sebagai hadiah ulang tahunmu untukku. Aku sangat senang bekerja denganmu selama tujuh tahun belakangan ini .... Saat nya kita merayakannya secara kecil-kecilan. Hmm?”

GLEG.
Ellena menelan Salivanya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Lidah Ellena keluh bak dipatuk ular. Ia terdiam sambil menutup matanya erat.

Victor kembali tersenyum lalu menarik jas yang ada di tangan Ellena. Ellena terkejut dan membuka matanya. Ia refleks menatap ke arah Victor.

Ellena semakin terkejut, wajah Victor sudah sangat dekat dengan wajahnya. Sepersekian detik terbesit pikiran nakal di kepala Ellena saat melihat daya tarik Victor. Matanya sayu begitu menggoda, bibirnya terlihat mengkilap dan basah, berwarna merah muda samar dan lembut. Wangi tubuhnya begitu memikat. Pahatan wajahnya nyaris sempurna. Mereka terdiam sejenak saling menatap. Napas Elle menjadi sangat tidak beraturan. Mungkin Victor pria yang paling tampan dan paling menggoda dari semua pria yang ditemui Ellena sampai saat ini. Mungkin, jauh di dalam hati Ellena, dan tanpa disadarinya ia juga sangat menginginkan Victor Stoner tanpa batasan antara atasan dan bawahan.
Tak bisa dipungkiri Ellena pun adalah seorang wanita dewasa yang juga ada di puncak hasrat. Selama ini hidupnya hanya didedikasikan untuk belajar dan bekerja. Apakah ia juga merindukan sentuhan lelaki?

TIDAK ELLE! Kendalikan dirimu! Apa yang kau pikirkan? batin Elle menolak segala godaan yang bermain di alam bawah sadarnya.

Ellena menarik napas, mencoba kembali berpijak pada tingkat kesadaran yang nyata.
Victor melepaskan tatapannya. Ia berbalik arah dan kembali mengenakan jasnya. Victor berjalan pelan dan keluar dari ruangan.

Ellena hanya terus menatap punggung Victor yang tegap keluar dari sana.

***

Ellena kini menatap pintu yang telah tertutup. Mencoba mencerna kembali perintah yang diterimanya.

***

TING!
Satu pesan masuk di handphone Ellena.

Jangan sampai terlambat.

-Vic

Elle meremas handphonenya.

“Oh God! What should i do?”"

Top 2 Ad Creative of NovelMe

Ad Details :

Headline :NovelMe

Text :"🔥📖BEHIND the BOSS📖🔥
Bab 1 Sleep with me.
Pria muda dengan postur tubuh yang tegap, atletis, tampan, pintar, rambut yang disisir rapi ke atas memperlihatkan dahi dengan bentuk yang sempurna, alis tebal, hidung mancung, garis rahang yang tegas, kulit putih dengan kharisma yang benar-benar menawan. VICTOR STONER, meraih puncak kesuksesannya di umur yang ke tiga puluh tahun.

Kesuksesannya tak bisa dipungkiri lagi, selama beberapa tahun terakhir ini, Victor telah membawa perusahaan Diamond Group duduk di peringkat satu sebagai perusahaan dengan perkembangan omset tertinggi versi majalah Times.

Namun, di balik semua kesuksesan, tentu saja ada tim yang hebat di belakangnya. Dan pastinya, akan selalu ada orang yang menjadi tangan kanan kepercayaan.

Ellena Watson, sang sekretaris kepercayaan Victor Stoner. Seorang wanita di balik kesuksesan Victor. Pintar, pantang menyerah, berintegritas, memiliki sejumlah ide yang brilliant, mandiri dan selalu dapat diandalkan. Dia bukan hanya wanita dengan tipe pekerja keras. Namun, juga tipe pekerja cerdas. Sedari kecil, Ellena sudah dididik untuk menjadi Sekretaris Diamond Group. Takdirnya seakan sudah ditentukan oleh almarhuma ibunya. Bila anak gadis lain masih bisa bermain di taman hiburan, memeluk boneka dengan dongeng sebelum tidur, maka Ellena harus belajar cara berjalan yang benar, cara berbicara yang baik, cara makan para kaum kelas atas. Mulai dari kecil sampai kuliah, Ellena sudah diperhadapkan dengan komputer dan gadget untuk keperluan bisnis, cara mengetik dan membaca dengan cepat, cara menganalisa grafik, cara membaca table, cara merekap data, cara menyusun file yang benar, cara berkomunikasi yang baik, dan juga seluruh tata cara menjadi asisten pribadi. Mulai dari TK sampai kuliah, seluruh biaya pendidikan Ellena telah ditanggung oleh Diamond Group. Tidak ada celah untuk keluar dari sana, terlebih ini juga adalah permintaan ibunya yang terakhir.

Elisabeth Watson, Sekretaris dan orang kepercayaan Diamond Group. Seorang single mother yang membesarkan Ellena seorang diri. Ellena hidup tanpa kasih sayang seorang ayah, tapi, ia hidup berkelimpahan dengan tanggung jawab seorang ibu. Meski tegas. Namun, Elisabeth memiliki banyak kasih sayang untuk Ellena. Hidupnya seakan hanya untuk Ellena dan Diamond Group. Elisabeth Watson meninggal saat Ellena masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dia benar-benar seorang wanita yang cerdas. Dan Ellena, tentu saja ia mewarisi kecerdasan ibunya.

***

Malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Victor masuk ke dalam ruangan ekslusif dan mewah dengan tulisan CEO di depan pintunya. Wajahnya nampak sedikit lelah sepulang dari pesta perayaan ulang tahunnya yang ke tiga puluh.

Victor tidak terlalu suka dengan pesta. Sejak ia dilantik menjadi Direktur Utama Diamond Group menggantikan ayahnya ‘Robert Stoner’ ia sangat jarang menghabiskan waktunya seperti pemuda yang lain. Victor akan lebih memilih kerja, kerja, dan bekerja. Tidak heran ia membawa Diamond Group menduduki penghargaan The Fastest Grow Company.

Saat Ellena masih dalam masa pendidikan, Victor bekerja dengan sekretaris yang lain sampai Ellena benar-benar siap bekerja untuk Victor.

Dan di sinilah mereka, setelah bekerja selama tujuh tahun bersama, dengan kolaborasi dan profesionalitas yang sempurna. Sesuatu yang di luar dugaan Ellena pun terjadi.

***

Ellena mengikuti Victor di belakangnya, membawakan jas yang Victor lepaskan saat berjalan di koridor. Keadaan kantor sudah sangat sepi. Tidak ada seorang pun di sana selain petugas keamanan yang bertugas di mejanya.

Tuk tuk tuk.
Langkah kaki Victor terdengar menggema. Ellena mengikuti kecepatannya dengan sangat baik. Tidak terlalu cepat, dan juga tidak ketinggalan. Begitu masuk di ruangan CEO. Victor segera duduk di kursi putarnya. Merenggangkan otot leher dengan ekspresi kelelahan.

Ellena maju perlahan lalu sedikit menunduk di hadapannya. “Apa anda kembali ke kantor untuk bekerja pak Victor? Maaf jika Saya lancang, tapi, sebaiknya Anda kembali untuk beristirahat. Jadwal Anda hari ini sangat padat. Saya akan menelepon pak Wilson untuk—“

Victor mengangkat tangannya, pertanda meminta Ellena berhenti berbicara. Wajahnya datar, sambil mengembuskan napas.
“Huuuuffffttt. Tidak usah Elle,"" ucapnya, ""Aku akan menyetir sendiri.”

“Baik, Pak,” jawab Ellena lugas.

“Hasil rekapan data dan time Line project baru dengan Star Light group apa sudah rampung?

“Sudah, Pak. Saya juga sudah email ke Bapak, tinggal menunggu keputusan Bapak untuk lanjut atau tidak.”

“Hmm .... Bagaimana dengan meeting bersama CEO Clever Group untuk membahas kerja sama kita?”

“Sudah diaturkan besok jam sepuluh pagi, Pak.”

“Permasalahan produksi di cabang tiga?”

“Saya sudah melakukan investigasi, sementara menunggu berita terakhirnya dan kita siap membahasnya. Waktu dan tempat akan saya infokan lagi kepada Bapak setelah mendapat kabar terbaru.”

“Apa masih ada masalah yang lain?”

“Tidak ada, Pak.""

“Makan siang dengan walikota?”

“Sesuai Schedule, Pak, akan dilaksanakan lusa. Dan pengajuannya sudah disetujui.”

“Oya, tolong aturkan juga pertemuan dan jamuan untuk Klien kita dari New York, barusan Saya dapat kabar dari mereka.”

“Noted, Pak. Akan saya masukan ke dalam jadwal bapak.”

“Jangan lupa arrange meeting dengan tim RnD, kenapa sampai sekarang Saya belum menerima ide project untuk produk baru?”

“Noted, Pak! Akan saya aturkan dan persiapkan tim RnD kita.”

“Jangan lebih dari satu minggu, kita harus bergerak lebih cepat!”

“Baik, Pak!”

“....” Victor terdiam sejenak sambil memegang dagunya.

“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”

“Tidur denganku!”

“Heuh?”

“You Sleep with me ... tonight!”

“WHAT? Ehm ..., maaf, Pak.” Ellena kembali menunduk dan memelankan volume suaranya, ia secara refleks terkejut mendengar perintah terakhir dari bossnya. “Apa maksudnya Bapak, saya ... dengan Papak? Ehm ....” Ellena memiringkan kepala bingung.

Victor mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke wajah Ellena.
“Kenapa? Kau tidak menyukaiku?”

“Bu-bukan begitu, Pak, tapi ..., Saya ....”

“Bukan begitu? Berarti kau menyukaiku.”

“Heuh?”

“Jawabannya hanya iya dan tidak!” ucap Victor tegas.

“Oohhh. Biar saya mencarikan wanita untuk Bapak.”

“Tidak! Aku hanya menginginkanmu.”

“Saya?” Ellena menunjuk hidungnya. “Hahaha. Selera humor bapak sangat baik akhir-akhir ini.” Ellena tertawa awkward, sekaligus berharap Victor hanya bercanda.

“Aku tidak bercanda!”

DEG!

Victor menjawab tegas dengan tatapan yang serius. Ia sama sekali tidak terlihat sedang bercanda.

“Tidur denganku malam ini, atau Kamu Saya pecat. Dan kamu tahu sendiri kontrakmu berbeda dengan karyawan yang lain. Kamu harus mengganti seluruh biaya pendidikan, pelatihan, dan semua yang tertulis di dalam kontrak,” ucap Victor seakan bernegosiasi dengan klien bisnis.
Akan selalu ‘tidak ada pilihan yang lain’ jika harus bernegosiasi dengan Victor. Dia benar-benar seorang negosiator yang hebat.

Ellena semakin gugup. Jantungnya berdebar begitu keras. Ia tidak pernah menyangka, pria yang dilayaninya selama ini sebagai atasan, untuk pertama kalinya meminta hal yang di luar tugas dan tanggung jawab Elle. Ellena memang sering mengurusi segala keperluan pribadi Victor Stoner, baju yang akan ia pakai, menemani saat berolah raga, sarapan, makan siang dan malam, bahkan Ellena juga selalu menyiapkan segala keperluannya, termasuk membantu memasangkan dasi dan jas di pagi hari bila sedang diperlukan. Atau pun membantu Victor untuk beristirahat saat harus pulang mabuk, mengantarkan ke dokter pribadi, dan segala keperluan pribadi yang lainnya.

Victor masih menatap Ellena yang kini tengah menggigit bibir bawahnya, dan menarik jari telunjuknya. Wajah Ellena terlihat gugup dan takut. Victor mengangkat alisnya menunggu jawaban Elle.

“So, yes or no? Kamu tahu aku tidak suka menunggu lama.”

Ellena tidak menjawab.

“Elle?”

“ ....” Ellena kembali hanya terdiam.

Victor melepas tatapan seriusnya lalu mengangguk. “Hmmm ... tidak menjawab, ya? Sepertinya Aku paham. Kamu sudah memiliki kekasih. Maaf jika seperti itu.” Victor tersenyum kecewa di ujung kalimatnya.

“Tidak! Ehm ... maksud Saya belum. Saya belum memiliki kekasih.”

Victor kembali duduk bersandar, ekspresi wajahnya berubah merekah. Ia semakin tertarik. Merasa sedikit menang dengan negosiasi ini.

“So, you free?”

“I-iya ... tapi, bukan berarti—“

“Siapkan President Suite di Diamond Hotel, jangan lupa Anggur dan Spa di kamar mandi! Pastikan memakai aroma Lavender! Gunakan Credit Card pribadiku yang ada padamu. Booking Boutique malam ini, pakai dress dan berdandanlah yang cantik. Lakukan sekarang, aku tunggu kamu di sana paling lambat jam sebelas malam. Dan terima kasih atas pekerjaanmu hari ini.”

Ellena membelalakkan matanya terkejut. Victor segera berdiri dengan senyum miring penuh kemenangan. Ellena terdiam dan mematung di posisinya. Victor mendekat ke arahnya secara perlahan. Ellena semakin gemetar, ia bahkan sedikit meremas jas Victor yang disampilkan di lengannya. Victor mendekat dengan tatapan menggoda. Ia maju mendekat ke telinga Ellena. Napasnya berembus hangat, membuat seluruh tubuh Ellena merinding.

“Akan aku pastikan kita berdua benar-benar menikmati malam ini. Anggaplah sebagai hadiah ulang tahunmu untukku. Aku sangat senang bekerja denganmu selama tujuh tahun belakangan ini .... Saat nya kita merayakannya secara kecil-kecilan. Hmm?”

GLEG.
Ellena menelan Salivanya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Lidah Ellena keluh bak dipatuk ular. Ia terdiam sambil menutup matanya erat.

Victor kembali tersenyum lalu menarik jas yang ada di tangan Ellena. Ellena terkejut dan membuka matanya. Ia refleks menatap ke arah Victor.

Ellena semakin terkejut, wajah Victor sudah sangat dekat dengan wajahnya. Sepersekian detik terbesit pikiran nakal di kepala Ellena saat melihat daya tarik Victor. Matanya sayu begitu menggoda, bibirnya terlihat mengkilap dan basah, berwarna merah muda samar dan lembut. Wangi tubuhnya begitu memikat. Pahatan wajahnya nyaris sempurna. Mereka terdiam sejenak saling menatap. Napas Elle menjadi sangat tidak beraturan. Mungkin Victor pria yang paling tampan dan paling menggoda dari semua pria yang ditemui Ellena sampai saat ini. Mungkin, jauh di dalam hati Ellena, dan tanpa disadarinya ia juga sangat menginginkan Victor Stoner tanpa batasan antara atasan dan bawahan.
Tak bisa dipungkiri Ellena pun adalah seorang wanita dewasa yang juga ada di puncak hasrat. Selama ini hidupnya hanya didedikasikan untuk belajar dan bekerja. Apakah ia juga merindukan sentuhan lelaki?

TIDAK ELLE! Kendalikan dirimu! Apa yang kau pikirkan? batin Elle menolak segala godaan yang bermain di alam bawah sadarnya.

Ellena menarik napas, mencoba kembali berpijak pada tingkat kesadaran yang nyata.
Victor melepaskan tatapannya. Ia berbalik arah dan kembali mengenakan jasnya. Victor berjalan pelan dan keluar dari ruangan.

Ellena hanya terus menatap punggung Victor yang tegap keluar dari sana.

***

Ellena kini menatap pintu yang telah tertutup. Mencoba mencerna kembali perintah yang diterimanya.

***

TING!
Satu pesan masuk di handphone Ellena.

Jangan sampai terlambat.

-Vic

Elle meremas handphonenya.

“Oh God! What should i do?”"

Top 3 Ad Creative of NovelMe

Ad Details :

Headline :NovelMe

Text :"🔥📖BEHIND the BOSS📖🔥
Bab 1 Sleep with me.
Pria muda dengan postur tubuh yang tegap, atletis, tampan, pintar, rambut yang disisir rapi ke atas memperlihatkan dahi dengan bentuk yang sempurna, alis tebal, hidung mancung, garis rahang yang tegas, kulit putih dengan kharisma yang benar-benar menawan. VICTOR STONER, meraih puncak kesuksesannya di umur yang ke tiga puluh tahun.

Kesuksesannya tak bisa dipungkiri lagi, selama beberapa tahun terakhir ini, Victor telah membawa perusahaan Diamond Group duduk di peringkat satu sebagai perusahaan dengan perkembangan omset tertinggi versi majalah Times.

Namun, di balik semua kesuksesan, tentu saja ada tim yang hebat di belakangnya. Dan pastinya, akan selalu ada orang yang menjadi tangan kanan kepercayaan.

Ellena Watson, sang sekretaris kepercayaan Victor Stoner. Seorang wanita di balik kesuksesan Victor. Pintar, pantang menyerah, berintegritas, memiliki sejumlah ide yang brilliant, mandiri dan selalu dapat diandalkan. Dia bukan hanya wanita dengan tipe pekerja keras. Namun, juga tipe pekerja cerdas. Sedari kecil, Ellena sudah dididik untuk menjadi Sekretaris Diamond Group. Takdirnya seakan sudah ditentukan oleh almarhuma ibunya. Bila anak gadis lain masih bisa bermain di taman hiburan, memeluk boneka dengan dongeng sebelum tidur, maka Ellena harus belajar cara berjalan yang benar, cara berbicara yang baik, cara makan para kaum kelas atas. Mulai dari kecil sampai kuliah, Ellena sudah diperhadapkan dengan komputer dan gadget untuk keperluan bisnis, cara mengetik dan membaca dengan cepat, cara menganalisa grafik, cara membaca table, cara merekap data, cara menyusun file yang benar, cara berkomunikasi yang baik, dan juga seluruh tata cara menjadi asisten pribadi. Mulai dari TK sampai kuliah, seluruh biaya pendidikan Ellena telah ditanggung oleh Diamond Group. Tidak ada celah untuk keluar dari sana, terlebih ini juga adalah permintaan ibunya yang terakhir.

Elisabeth Watson, Sekretaris dan orang kepercayaan Diamond Group. Seorang single mother yang membesarkan Ellena seorang diri. Ellena hidup tanpa kasih sayang seorang ayah, tapi, ia hidup berkelimpahan dengan tanggung jawab seorang ibu. Meski tegas. Namun, Elisabeth memiliki banyak kasih sayang untuk Ellena. Hidupnya seakan hanya untuk Ellena dan Diamond Group. Elisabeth Watson meninggal saat Ellena masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Dia benar-benar seorang wanita yang cerdas. Dan Ellena, tentu saja ia mewarisi kecerdasan ibunya.

***

Malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Victor masuk ke dalam ruangan ekslusif dan mewah dengan tulisan CEO di depan pintunya. Wajahnya nampak sedikit lelah sepulang dari pesta perayaan ulang tahunnya yang ke tiga puluh.

Victor tidak terlalu suka dengan pesta. Sejak ia dilantik menjadi Direktur Utama Diamond Group menggantikan ayahnya ‘Robert Stoner’ ia sangat jarang menghabiskan waktunya seperti pemuda yang lain. Victor akan lebih memilih kerja, kerja, dan bekerja. Tidak heran ia membawa Diamond Group menduduki penghargaan The Fastest Grow Company.

Saat Ellena masih dalam masa pendidikan, Victor bekerja dengan sekretaris yang lain sampai Ellena benar-benar siap bekerja untuk Victor.

Dan di sinilah mereka, setelah bekerja selama tujuh tahun bersama, dengan kolaborasi dan profesionalitas yang sempurna. Sesuatu yang di luar dugaan Ellena pun terjadi.

***

Ellena mengikuti Victor di belakangnya, membawakan jas yang Victor lepaskan saat berjalan di koridor. Keadaan kantor sudah sangat sepi. Tidak ada seorang pun di sana selain petugas keamanan yang bertugas di mejanya.

Tuk tuk tuk.
Langkah kaki Victor terdengar menggema. Ellena mengikuti kecepatannya dengan sangat baik. Tidak terlalu cepat, dan juga tidak ketinggalan. Begitu masuk di ruangan CEO. Victor segera duduk di kursi putarnya. Merenggangkan otot leher dengan ekspresi kelelahan.

Ellena maju perlahan lalu sedikit menunduk di hadapannya. “Apa anda kembali ke kantor untuk bekerja pak Victor? Maaf jika Saya lancang, tapi, sebaiknya Anda kembali untuk beristirahat. Jadwal Anda hari ini sangat padat. Saya akan menelepon pak Wilson untuk—“

Victor mengangkat tangannya, pertanda meminta Ellena berhenti berbicara. Wajahnya datar, sambil mengembuskan napas.
“Huuuuffffttt. Tidak usah Elle,"" ucapnya, ""Aku akan menyetir sendiri.”

“Baik, Pak,” jawab Ellena lugas.

“Hasil rekapan data dan time Line project baru dengan Star Light group apa sudah rampung?

“Sudah, Pak. Saya juga sudah email ke Bapak, tinggal menunggu keputusan Bapak untuk lanjut atau tidak.”

“Hmm .... Bagaimana dengan meeting bersama CEO Clever Group untuk membahas kerja sama kita?”

“Sudah diaturkan besok jam sepuluh pagi, Pak.”

“Permasalahan produksi di cabang tiga?”

“Saya sudah melakukan investigasi, sementara menunggu berita terakhirnya dan kita siap membahasnya. Waktu dan tempat akan saya infokan lagi kepada Bapak setelah mendapat kabar terbaru.”

“Apa masih ada masalah yang lain?”

“Tidak ada, Pak.""

“Makan siang dengan walikota?”

“Sesuai Schedule, Pak, akan dilaksanakan lusa. Dan pengajuannya sudah disetujui.”

“Oya, tolong aturkan juga pertemuan dan jamuan untuk Klien kita dari New York, barusan Saya dapat kabar dari mereka.”

“Noted, Pak. Akan saya masukan ke dalam jadwal bapak.”

“Jangan lupa arrange meeting dengan tim RnD, kenapa sampai sekarang Saya belum menerima ide project untuk produk baru?”

“Noted, Pak! Akan saya aturkan dan persiapkan tim RnD kita.”

“Jangan lebih dari satu minggu, kita harus bergerak lebih cepat!”

“Baik, Pak!”

“....” Victor terdiam sejenak sambil memegang dagunya.

“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”

“Tidur denganku!”

“Heuh?”

“You Sleep with me ... tonight!”

“WHAT? Ehm ..., maaf, Pak.” Ellena kembali menunduk dan memelankan volume suaranya, ia secara refleks terkejut mendengar perintah terakhir dari bossnya. “Apa maksudnya Bapak, saya ... dengan Papak? Ehm ....” Ellena memiringkan kepala bingung.

Victor mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke wajah Ellena.
“Kenapa? Kau tidak menyukaiku?”

“Bu-bukan begitu, Pak, tapi ..., Saya ....”

“Bukan begitu? Berarti kau menyukaiku.”

“Heuh?”

“Jawabannya hanya iya dan tidak!” ucap Victor tegas.

“Oohhh. Biar saya mencarikan wanita untuk Bapak.”

“Tidak! Aku hanya menginginkanmu.”

“Saya?” Ellena menunjuk hidungnya. “Hahaha. Selera humor bapak sangat baik akhir-akhir ini.” Ellena tertawa awkward, sekaligus berharap Victor hanya bercanda.

“Aku tidak bercanda!”

DEG!

Victor menjawab tegas dengan tatapan yang serius. Ia sama sekali tidak terlihat sedang bercanda.

“Tidur denganku malam ini, atau Kamu Saya pecat. Dan kamu tahu sendiri kontrakmu berbeda dengan karyawan yang lain. Kamu harus mengganti seluruh biaya pendidikan, pelatihan, dan semua yang tertulis di dalam kontrak,” ucap Victor seakan bernegosiasi dengan klien bisnis.
Akan selalu ‘tidak ada pilihan yang lain’ jika harus bernegosiasi dengan Victor. Dia benar-benar seorang negosiator yang hebat.

Ellena semakin gugup. Jantungnya berdebar begitu keras. Ia tidak pernah menyangka, pria yang dilayaninya selama ini sebagai atasan, untuk pertama kalinya meminta hal yang di luar tugas dan tanggung jawab Elle. Ellena memang sering mengurusi segala keperluan pribadi Victor Stoner, baju yang akan ia pakai, menemani saat berolah raga, sarapan, makan siang dan malam, bahkan Ellena juga selalu menyiapkan segala keperluannya, termasuk membantu memasangkan dasi dan jas di pagi hari bila sedang diperlukan. Atau pun membantu Victor untuk beristirahat saat harus pulang mabuk, mengantarkan ke dokter pribadi, dan segala keperluan pribadi yang lainnya.

Victor masih menatap Ellena yang kini tengah menggigit bibir bawahnya, dan menarik jari telunjuknya. Wajah Ellena terlihat gugup dan takut. Victor mengangkat alisnya menunggu jawaban Elle.

“So, yes or no? Kamu tahu aku tidak suka menunggu lama.”

Ellena tidak menjawab.

“Elle?”

“ ....” Ellena kembali hanya terdiam.

Victor melepas tatapan seriusnya lalu mengangguk. “Hmmm ... tidak menjawab, ya? Sepertinya Aku paham. Kamu sudah memiliki kekasih. Maaf jika seperti itu.” Victor tersenyum kecewa di ujung kalimatnya.

“Tidak! Ehm ... maksud Saya belum. Saya belum memiliki kekasih.”

Victor kembali duduk bersandar, ekspresi wajahnya berubah merekah. Ia semakin tertarik. Merasa sedikit menang dengan negosiasi ini.

“So, you free?”

“I-iya ... tapi, bukan berarti—“

“Siapkan President Suite di Diamond Hotel, jangan lupa Anggur dan Spa di kamar mandi! Pastikan memakai aroma Lavender! Gunakan Credit Card pribadiku yang ada padamu. Booking Boutique malam ini, pakai dress dan berdandanlah yang cantik. Lakukan sekarang, aku tunggu kamu di sana paling lambat jam sebelas malam. Dan terima kasih atas pekerjaanmu hari ini.”

Ellena membelalakkan matanya terkejut. Victor segera berdiri dengan senyum miring penuh kemenangan. Ellena terdiam dan mematung di posisinya. Victor mendekat ke arahnya secara perlahan. Ellena semakin gemetar, ia bahkan sedikit meremas jas Victor yang disampilkan di lengannya. Victor mendekat dengan tatapan menggoda. Ia maju mendekat ke telinga Ellena. Napasnya berembus hangat, membuat seluruh tubuh Ellena merinding.

“Akan aku pastikan kita berdua benar-benar menikmati malam ini. Anggaplah sebagai hadiah ulang tahunmu untukku. Aku sangat senang bekerja denganmu selama tujuh tahun belakangan ini .... Saat nya kita merayakannya secara kecil-kecilan. Hmm?”

GLEG.
Ellena menelan Salivanya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Lidah Ellena keluh bak dipatuk ular. Ia terdiam sambil menutup matanya erat.

Victor kembali tersenyum lalu menarik jas yang ada di tangan Ellena. Ellena terkejut dan membuka matanya. Ia refleks menatap ke arah Victor.

Ellena semakin terkejut, wajah Victor sudah sangat dekat dengan wajahnya. Sepersekian detik terbesit pikiran nakal di kepala Ellena saat melihat daya tarik Victor. Matanya sayu begitu menggoda, bibirnya terlihat mengkilap dan basah, berwarna merah muda samar dan lembut. Wangi tubuhnya begitu memikat. Pahatan wajahnya nyaris sempurna. Mereka terdiam sejenak saling menatap. Napas Elle menjadi sangat tidak beraturan. Mungkin Victor pria yang paling tampan dan paling menggoda dari semua pria yang ditemui Ellena sampai saat ini. Mungkin, jauh di dalam hati Ellena, dan tanpa disadarinya ia juga sangat menginginkan Victor Stoner tanpa batasan antara atasan dan bawahan.
Tak bisa dipungkiri Ellena pun adalah seorang wanita dewasa yang juga ada di puncak hasrat. Selama ini hidupnya hanya didedikasikan untuk belajar dan bekerja. Apakah ia juga merindukan sentuhan lelaki?

TIDAK ELLE! Kendalikan dirimu! Apa yang kau pikirkan? batin Elle menolak segala godaan yang bermain di alam bawah sadarnya.

Ellena menarik napas, mencoba kembali berpijak pada tingkat kesadaran yang nyata.
Victor melepaskan tatapannya. Ia berbalik arah dan kembali mengenakan jasnya. Victor berjalan pelan dan keluar dari ruangan.

Ellena hanya terus menatap punggung Victor yang tegap keluar dari sana.

***

Ellena kini menatap pintu yang telah tertutup. Mencoba mencerna kembali perintah yang diterimanya.

***

TING!
Satu pesan masuk di handphone Ellena.

Jangan sampai terlambat.

-Vic

Elle meremas handphonenya.

“Oh God! What should i do?”"

Basic Info of Top 3 Ad Creative

  1st 2nd 3rd
Duration 81 81 81
Popularity 636 628 628
Dimensions 600 x 600 600 x 600 600 x 600
Creative Type Image Image Image
Network Audience Network Facebook Messenger
Related Ads 1 1 1
Countries Indonesia Indonesia Indonesia
Language Indonesian Indonesian Indonesian

Through the above analysis, we can see that the most effective channel for NovelMe in recent advertising is Audience Network, and the main creative type is Image.

In conclusion: The above is a free NovelMe's competitive intelligence analysis report. To do a good job of advertising, long-term accumulation is required. we need to constantly check the latest trends and competitive intelligence data. With the use of competitive intelligence tools like SocialPeta, Guangdada(Chinese version of SocialPeta), we can improve our ROI, and make competitor‘s fans ours. I hope that this ad creative analysis report will allow you to gain more.

If you want to check the relevant intelligence analysis of other apps similar to NovelMe, you can click the app name below to view related reports, or you can find more info in ASOTools.